Cara Mencegah Penularan FIP di Rumah dengan Banyak Kucing
- BasmiFIP Indonesia
- 24 Jun
- 5 menit membaca
Memiliki lebih dari satu kucing memang membawa kebahagiaan tersendiri. Kamu dapat melihat para kucing menggemaskan bermain dengan seru meskipun kadang, mungkin kamu harus menyaksikan pertengkaran mereka juga~

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa di lingkungan yang dihuni oleh banyak kucing, risiko penularan Feline Coronavirus (FCoV) yang menjadi cikal-bakal Feline Infectious Peritonitis (FIP) ternyata lebih tinggi.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh pemilik untuk mencegah terjadinya penularan Feline Coronavirus (FCoV) di rumah yang ditinggali oleh lebih dari satu kucing? Yuk, langsung intip pembahasan yang sudah Basmi FIP IndonesiaĀ siapkan!
Memahami Penularan Virus Corona Kucing: Panduan untuk Pemilik Multi-Kucing
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, FIP adalah penyakit mematikan yang paling ditakuti oleh para pemilik kucing. Sebab, jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, nyawa kucing berada dalam bahaya.
Sebelum dinyatakan mengidap FIP, sebetulnya kucing terpapar virus corona kucing (Feline Coronavirus/FCoV) terlebih dahulu. Virus ini umumnya dibawa oleh kucing lain dan ditularkan melalui kotoran.
Sebetulnya, virus ini umum ditemukan pada tubuh kucing. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, kucing pasti mampu melawan FCoV. Masalah baru muncul ketika virus satu ini mengalami mutasi dan berkembang biak dengan pesat.
Hasil mutasi virus FCoV itulah yang membuat munculnya penumpukan cairan di rongga tubuh kucing, hilangnya bobot tubuh kucing, berubahnya warna iris mata kucing, atau hilangnya kendali atas tubuh kucing.
Oleh sebab itu, kucing yang tinggal di lingkungan dengan populasi tinggi atau kucing yang hidup berdampingan dengan kucing lain di rumah yang sama mempunyai risiko FIP yang lebih tinggi.
Namun, dengan memahami bagaimana penularan FCoV terjadi dan bagaimana cara mencegahnya, sebagai pemilik, kamu dapat melindungi kucing dari risiko FIP.
Mengapa Rumah dengan Banyak Kucing Lebih Berisiko?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penularan FCoV terjadi melalui kotoran. Kucing menelan virus yang terdapat pada kotoran kucing lain lalu virus tersebut mengalami mutasi dan berubah bentuk menjadi versi berbahaya.
Umumnya, penularan ini terjadi di rumah dengan banyak kucing, lokasi penampungan kucing, atau tempat penangkaran hewan. Soalnya, di tempat seperti itu, ada beberapa aktivitas yang memicu terjadinya penularan, seperti:
penggunaan bersama litter boxĀ yang sudah terkontaminasi,
aktivitas groomingĀ antarkucing, dan
tingkat stres yang tinggi karena padatnya populasi.
Selain itu, faktor lain yang membuat risiko penularan FCoV semakin tinggi adalah pindah tempat tinggal, trauma setelah operasi, atau adanya infeksi lain yang sudah ada lebih dulu tapi tidak terdeteksi.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan penelitian, kucing dengan ras Abyssinian, Bengal, Birman, Himalayan, Ragdoll, dan Devon Rex rupanya lebih rentan terpapar FCoV.Ā
Jadi, kalau kamu mempunyai kucing dengan ras ini, tidak ada salahnya untuk lebih waspada sejak awal.
Praktik Pemisahan dan Kebersihan
Untuk mengurangi risiko penularan FCoV di rumah yang ditinggali lebih dari satu kucing, kamu perlu melakukan prinsip pemisahan dan kebersihan dengan seksama. Bagaimana caranya?Ā
Sediakan satu litter boxĀ untuk setiap kucing. Bila memungkinkan, siapkan pula satu litter boxĀ tambahan untuk berjaga-jaga.
Bersihkan litter boxĀ dua kali sehari dengan desinfektan atau cairan pembersih yang tidak berbahaya bagi kucing.
Pisahkan kucing yang sakit dari yang sehat. Kamu bisa melakukan isolasi terhadap kucing yang sakit selama beberapa waktu.
Batasi jumlah kucing baru yang masuk ke dalam rumah.
Upayakan untuk menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan bebas stres.
Pengawasan Gejala
Ketika masih berada di tahap awal alias baru beberapa hari terpapar FCoV, biasanya kucing tidak menunjukkan gejala yang jelas. Akan tetapi, jika kucing kesayangan mulai menunjukkan perubahan berikut ini, segera periksakan ke dokter, ya!
Lesu, lemas, dan enggan beraktivitas seperti biasa.
Kurang nafsu makan.
Berat badan menurun drastis.
Demam tidak kunjung turun walau sudah diberi obat atau antibiotik.
Muntah dan diare yang terjadi terus-menerus.
Selain itu, perhatikan juga gejala klinis berikut ini.
FIP Basah ā perut atau abdomen membengkak karena adanya penumpukan cairan, berat badan naik namun tubuh tidak ikut gemuk, atau sesak napas.
FIP Kering ā tubuh kucing kurus dan adanya pembengkakan organ.Ā
FIP OcularĀ ā mata merah atau ada perubahan warna pada iris mata kucing.
FIP NeurologisĀ ā kucing kehilangan kendali atas dirinya, sering membentur benda di sekitarnya, atau kejang-kejang.
Kalau kamu sudah pergi ke dokter hewan dan kucing kesayangan kamu didiagnosis menderita FIP, untuk dosis dan rekomendasi pengobatan GS-441524 terbaik, langsung hubungi Tim Basmi FIP Indonesia melalui WhatsApp, ya!
Pentingnya Deteksi Dini
Tanpa pengobatan, FIP hampir selalu berakibat fatal. Namun, sebagian besar kucing yang terpapar FCoV tidak akan pernah menunjukkan gejala karena mereka membentuk respons imun yang kuat.Ā
Oleh karena itu, penting untuk memantau setiap perubahan perilaku atau kesehatan kucing, terutama di lingkungan dengan banyak kucing.
Jika ada satu kucing di rumah kamu yang terdiagnosis FIP, kucing lain bisa saja sudah terpapar FCoV. Meski begitu, hanya sebagian kecil yang akan mengembangkan FIP. Sebagai tindakan pencegahan, lakukan hal ini, ya!
Tunggu minimal satu bulan sebelum membawa kucing baru ke rumah setelah kucing terinfeksi meninggal.
Jika ada beberapa kucing dalam rumah, tunggu minimal tiga bulan untuk melihat apakah ada gejala FIP muncul pada kucing lain.
Nutrisi dan Sistem Imun
Kucing yang terpapar FCoV akan baik-baik saja jika dirinya mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. Maka dari itu, selain menerapkan prinsip pemisahan dan kebersihan, kamu juga perlu memberikan makanan bernutrisi dan vitamin.
Makanan bernutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain asupan makanan, pastikan kucing selalu terhidrasi dan tidak kekurangan cairan. Pantau pula jenis makanan yang kira-kira bisa memicu alergi pada kucing.
Perihal vitamin, kamu bisa mulai dari suplemen yang mampu menjaga kesehatan organ vital, seperti hati (LiverRX) dan ginjal (KidneyRX).Ā
Dengan memberikan suplemen ini, risiko kerusakan organ dalam saat terkena FIP setidaknya dapat dikurangi.Ā
Apakah Ada Vaksin untuk FIP?Ā
Berdasarkan penelitian ini, The Task Force belum merekomendasikan vaksin FIP apa pun. Sebab, kemampuan vaksin dalam melindungi kucing dari FIP masih belum jelas.Ā
Vaksin ini hanya berpotensi membantu kucing yang belum pernah terpapar coronavirus kucing. Namun, kenyataannya, sebagian besar kucing sudah terpapar saat mereka mencapai usia yang direkomendasikan untuk vaksinasi.
Pentingnya Edukasi ke Anggota Keluarga
Kalau kamu tinggal bersama anggota keluarga yang lain, mengedukasi mereka adalah salah satu langkah penting yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan FIP di rumah dengan banyak kucing.
Kamu bisa mulai dengan mengingatkan satu sama lain tentang menjaga kebersihan, saling membantu dalam memberikan suplemen, dan menunggu beberapa waktu sebelum mengadopsi kucing baru.
Final Thought
Kalau disimpulkan, inilah hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah penularan FCoV yang memicu munculnya FIP jika kamu mempunyai lebih dari satu kucing.
Pisahkan kucing yang sakit dan bersihkan lingkungan secara rutin.
Perbanyak litter boxĀ dan hindari over-populasi dalam satu rumah.
Amati gejala awal FIP dan lakukan pemeriksaan rutin.
Berikan nutrisi optimal untuk mendukung sistem imun.
Tunda adopsi kucing baru sampai risiko minimal.
Apabila kamu adalah seorang breeders, pastikan untuk memerhatikan sanitasi, lakukan kontrol populasi, dan pantau kondisi kucing secara rutin.
Selain itu, pahami pentingnya karantina untuk kucing baru, tidak membiakkan kucing yang menunjukkan tanda-tanda pembawa FCoV, dan bekerja sama dengan dokter hewan guna memantau kesehatan kelompok kucing.
Comments